Subscribe:

Ads 468x60px

Kampung Bugis Karimunjawa

Rumah Kampung Bugis Karimunjawa

Kampung Bugis Karimunjawa

Rumah asli masyarakat Jawa adalah Joglo. Untuk wilayah pesisir timur laut Jawa Tengah, arsitektur rumahnya dikatakan bergaya Kudus, perpaduan gaya China, Arab, India dan ditambah dengan ukir-ukiran khas Jepara. Namun, begitu menjejaki wilayah di ujung utara Kemujan, Karimunjawa yang notabene masuk dalam wilayah administrative Kabupaten Jepara, anda akan terkaget-kaget melihat rumah-rumah yang berdiri di tempat ini. Deretan rumah panggung bergaya Bugis model Balla Lompoa atau Bola Soba berdiri dalam bentuk lebih sederhana, dalam balutan warna warni tampak di kanan kiri jalan.

Mereka adalah salah satu suku pendatang yang bermukim di Kepulauan Karimun Jawa. Berbaur dengan masyarakat lokal dan menjalin hubungan mempersatukan perbedaan yang ada. Walaupun begitu , model bangunan rumah mereka masih tetap mencitrakan pribadi mereka yang sesungguhnya . Rumah panggung begitulah rata-rata model rumah kampung bugis yang berdiam di kepulauan Karimunjawa, tetapi tetap perkembangan zaman tidak membuat mereka menutup mata. Malah mencoba untuk mensejajarkan diri dengan perkembangan modern lainnya.

Orang Bugis sudah cukup terkenal sebagai pelaut ulung dari jaman dahulu kala. Mereka mengarungi lautan dengan perahu khas mereka Phinisi yang dibuat di Tanaberru, Bulukumba demi aktifitas niaga dan mencari ikan. Dalam kebudayaan mereka, terdapat pula istilah sompe’ atau yang diterjemahkan artinya adalah merantau. Nggak heran, banyak sekali komunitas Orang Bugis di Indonesia, bahkan seluruh dunia seperti di Afrika Selatan dan Singapura. Ini adalah komunitas Orang-Orang Bugis yang menetap dan berkarya di tempat perantauannya. Nggak terkecuali di Karimunjawa, mereka juga menetap di bagian utara Pulau Kemujan dan membentuk komunitasnya dengan mendirikan rumah-rumah adat khas Bugis.

Sebelum sampai di Kampung Bugis, selepas Bandara Dewadaru, memang ada percabangan jalan, kanan dan kiri. Yang kiri menuju Kampung Jawa (artinya komunitas Orang Jawa di Karimunjawa) dan Kampung Bugis di sebelah kanan. Untuk mengetahui arah jalan, kita harus menyusuri jalan ke kanan yang agak mengkhawatirkan karena lebar jalannya semakin menyusut. Memang sich, di kanan dan kiri jalan kita dapat melihat rumah-rumah dengan arsitektur Bugis, serasa di Sidenreng Rappang atau Barru.

Penduduk Kampung Bugis Karimunjawa
Sejauh mata memandang, tidak ada rumah adat Bugis yang besar seperti Balla Lompoa. Hampir semua rumah berukuran setara. Selain rumah arsitektur Bugis, ada juga rumah-rumah yang telah bersemen dan berbatu-batu serta tidak berdiri di atas panggung. Walaupun agak terpencil, namun tampaknya akses informasi tidak mengenal batasan. Antena parabola berdiri dengan tegak di beberapa sudut rumah, menandakan apa yang mereka lihat di TV tidak hanya TV lokal indonesia saja melainkan mencakup TV manca negara cukup menarik bukan.

Kampung Bugis ini dapat kita temukan merata di Desa Kemujan. Sebagian ada di Dusun Jelamun dan Telaga. Disana sebagian besar penduduknya adalah orang Bugis. Jadi jangan kaget kalau kamu kesana banyak berjejeran rumat panggung dan bahasa sehari-harinya adalah bahasa Bugis. Namun beberapa tahun terakhir ini bangunan rumah Bugis sudah sedikit berkurang karena mereka mulai lebih tertarik membuat rumah seperti umumnya masyakarkat sekarang.

Ada baiknya kalau kita sedang berkunjung ke Karimunjawa bisa mengunjungi wilayah kampung Bugis. Untuk info saja, masyarakat suku Bugis biasanya pandai dalam membuat kulineran khas Bugis. Jadi siapa tahu pas beruntung kita dapat menikmati kue-kue khas Bugis yang dibuat mereka. mari berkunjung kesana...

Catatan

  • Kampung Bugis berada di Desa Telaga, pulau Kemujan, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Tepatnya berada di belakang Bandar Udara Dewadaru berjarak 22 kilometer dari Pelabuhan Karimunjawa.
  • Tidak ada transpotasi umum untuk menjangkau Kampung Bugis, jadi kamu harus membawa kendaraan pribadi. Jika tidak membawa kendaraan kamu bisa menyewa motor dengan harga Rp 75.000 perhari atau menyewa mobil seharga Rp. 150.000 untuk mengantarkan kamu ke Kampung Bugis.
  • Listrik di Kampung Bugis hanya hidup pada malam hari, jadi kamu jangan lupa untuk mengisi energi batrai kamera saat aliran listrik hidup.
  • Bawalah dry bag atau tas anti air sebagai wadah untuk menaruh barang elektronik, untuk mengurangi kecerobohan saat bermain di pantai.
  • Bersikaplah santun saat berkunjung. Berusahalah membaur bersama warga, kamu akan mendapatkan banyak kisah menarik tentang kearifan lokal yang ada di sana.